Liputers, entah kenapa sudah banyak sebelumnya pembahasan saya ini menjurus
pada drama korea vs drama Indonesia, dan ini yang ke 3 kalinya, saya doyan
sekali mengulik-ngulik ini, karena menurut saya sangat menggelikan dan menggemaskan,
sebagai warga negara Indonesia yang hidup dan lahir di Indonesia, ingin sekali
rasanya saya membuka mata para sineas-sineas kita untuk melek terhadap alur
cerita, penokohan, dan kutipan dalam drama. Tapi siapa saya? Saya hanyalah
orang biasa, yang tak punya andil lebih untuk semua itu, tapi saya sebagai anak
bangsa punya sedikit “wejangan” kepada para tetua diluar sana, untuk sadar
keadaan dan natural dalam membuat sebuah cerita. Sebenarnya saya bingung,
kenapa saya bingung? Bingung saya, sinetron indonesia ini semakin berpower...
hebat dan makin tidak nyata atau bahkan jauh dari kenyataan kehidupan. Aigooo,
bahasa saya dalem. Tapi itulah, sinetron indonesia ini semakin meloncat dan
membumbung tinggi dari adab kenormalan (maaf.red). bukan berarti gila, tapi
hanya memberikan porsi berlebih.
Saya ini orang Indonesia, bukan orang korea, tapi kenapa saya dan para
teman” lainnya jadi cinta korea ketimbang Indonesia?
Ini pertanyaan dan tamparan hebat untuk saya, dan beberapa teman saya, saya
dan teman-teman saya yang salah atau...Indonesianya yang bermasalah? Saya tidak
tahu, tapi bisakah saya sedikit menyumbang opini, ini just opinion, bukan
hinaan atau apapun juga, jadikan apa yang ingin saya katakan ini adalah sebuah
cambuk, atau PENG-kaca-AN diri, tanggapi opini dengan positif tanpa bash, yang
saya lakukan hanyalah menyumbang kegetiran hati saya.
Sebagai orang Indonesia tentunya saya ini adalah hidup dan tanah air saya,
tapi setelah hallyu wave mewabah, saya terjangkit virusnya, saya jadi menyukai
KOREA, K-DRAMA,K-POP,AKTRIS-AKTOR KOREA,BUDAYA KOREA,dan bermimpi kesana.
Salahkah saya yang secara natural terseret diantara gelombang itu? Tentu
tidak, ini wajar dan natural. Ini gejolak dan perputaran, bukan paksaan dan
seretan. Saya masuk dalam gelombang itu karena saya melihat,menganalisa,
menilai,dan menentukan. Dalam proses dan tahap itulah saya berpijak.
Saya melihat seperti apa dan bagaimana k-drama itu, ceritanya saya
ikuti,penokohannya, plotnya, saya ikuti dan melihat,sehingga sampailah saya
dalam tahap menganalisa, menganalisa perbedaan k-drama dan sinetron
Indonesia,saya bandingkan mereka,apa dan bagaimana, sehingga saya menilai, apa
yang lebih baik dan bagus, apakah k-drama atau sinetron, lalu saya
menentukannya dan menetapkannya, yang mana pantas saya pilih.
Ini wajar, ini pendapat dan naluri. Sejujurnya saya memang tinggal dan
berpijak di Indonesia, tapi saya tidak bisa menutup mata,menutup telinga, dan
mengunci rapat bibir saya saat saya melihat memang keadaan luar sana jauh lebih
menarik dan jauh lebih baik dibanding disini. Saya tidak bisa diam ketika
melihat k-drama jauh lebih normal dan masuk akal ceritanya , penokohan dan
plotnya dibanding sinetron indonesia. Saya tidak bisa tutup mata ketika melihat
betapa artis dan aktor korea lebih profesional dan benar-benar apik dalam
bersikap dan menjaga citranya dibanding artis dan aktor Indonesia yang sangat
(maaf) kampungan dengan segala sensasinya, cerita hidupnya yang merasa bangga
diekspos dimedia, yang padahal ceritanya itu merusak pencintraan diri mereka
sendiri. Saya juga tidak bisa mengunci mulut saya rapat-rapat akan korea yang
sangat cinta dan menghargai budaya meraka,dimulai dari gerakan mentri
kepariwisataan, olahraga ,dll, dalam mengangkat korea dimata dunia lewat
website-website gratis mereka, yang mengajak, mendorong, dan kursus online
bahasa korea dengan gratis, belum lagi penyuguhan kebudayaan yang kental itu
pun masuk dalam drama,kpop,dan industri entertainment korea, sehingga
menjadikan msyarakat mereka menjadi terbiasa akan sebuah kebudayaan,
museum-museum mereka yang rapi dan bersih, berbanding terbalik dengan Indonesia
yang seakan akan menyepelekan kebudayaan bangsa. Contoh kecil, museum...saya
pernah masuk museum fatahila di kota tua, terkesan horor dan menakutkan, gelap
dan mencekam, berbanding dengan museum-museum dikorea yang sangat mewah,rapi,
dan bersih. Ini bukan salah masyarakat yang tidak mencintai budaya lokal,
pemerintah berperan besar dalam menggalakkan, melestarikan, mengajak,dan
membudayakannya, sehingga masyarakat menjadi peka, terbiasa,dan terlatih.
Dimulai dari pemimpin. Rakyat itu apa dan bagaimana, tergantung pemimpinnya.
Saya hanyalah manusia yang bisa menilai dan merasakan, saya ingin saya
menjadi cinta sinetron indonesia, tapi bagaimana itu terjadi jika sinetron
indonesia ini sangat mistis.
Tapi mungkin saya hanya bisa berkata-kata, berbesar mulut, tapi mungkin
jika saya berada diposisi-posisi sineas itu mungkin saya tidak mengerti, wajar,
saya tidak sekolah sutradara, dan perfilm-an, tapi jika saya tahu banyak
tentang itu, saya yakin saya bisa melahirkan karya hebat untuk semuanya. Aigoooooo....
saya sombong? Bukan, tapi yakin pada diri sendiri saja.
Komentar
Posting Komentar