Kangen sama
Liputers ku... lagi pada ngapain semuanya? Siapa yang disana lagi nonton drama
korea? Siapa yang disana lagi dengerin lagu K-pop? Siapa yang disana lagi
belajar bahasa hangul atau hanja? Siapa yang disana sedang menyantap bimbimbap?
Siapa lagi joged gangnam style? Cihaaaaa... sudah dapat dipastikan
kamu...kamu...kamu...dan saya mengidap hallyu atau bahasa cuconya korean wave.
Hallyu/korean wave (한류)sebuah
virus yang terbang dari satu negara ke negara lain dan hinggaplah di Indonesia,
aku senang bisa terjangkit virus ini, ini adalah hal yang sangat aku syukuri,
pengetahuanku bertambah, kesukaanku pada artis/aktor bertambah dan berpaling ke
Korea yang jauh lebih segalanya. Dan aku bisa mencintai budaya negara lain
lewat virus hallyu ini, tapi bukan berarti aku tidak nasionalis dengan
menyepelekan negeri sendiri, biar bagaimanapun Indonesia tanah air beta, pusaka
abadi nan jaya. Aku doakan sistem pariwisata Indonesia bisa berkembang seperti
Korea tentunya, promosinya gencar, Rupanya wabah dari hallyu atau korean
wave ini kemudian berdampak pada pariwisata. Lokasi syuting drama korea yang
terkenal menjadi obyek pariwisata yang digemari para turis untuk dikunjungi.
Tentu dengan semakin banyak turis yang mendatangi korea selain berimplikasi
terhadap bertambahnya devisa negara juga dapat sekaligus lebih mendekatkan
secara emosional antara korea dengan turis. Akan lebih banyak orang yang merasa
dekat dengan negara korea dan pelan-pelan akan memunculkan rasa sense of
belonging.
sangat
hebat...dan pastinya semua jadi kepingin kesana. Sebelumnya sudah aku bahas di
tulisanku yang berjudul “INDONESIAKU
KOREAKU” jadi selengkapnya disana aja yah. Heheheh...
Sebenernya aku
disini pengen bahas tentang perbedaan drama Korea dan sinetron Indonesia, tapi
kebablasan.
Siapa yang sudah
nonton drama korea populer Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass Shoes, Stairway to Heaven, All In, Hotelier, Memories in Bali,
dan Sorry I Love You
yang merupakan serial drama melankolis. Drama komedi romantis muncul
berikutnya, antara lain Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Lovers in Paris, Princess Hours, My name is Kim Sam-soon, My Girl, Hello Miss!, dan Coffee Prince,
Lie to Me,BBF, dll.
Lalu ada Genre
drama berlatar belakang sejarah ikut mencetak rating tinggi, antara lain drama Dae Jang Geum, Queen Seon Deok, Hwang Jini
????
Bedakan dengan
sinetron Indonesia tersanjung 1,2,3,4,5,6,7... putri yang ditukar, tukang haji
naik bubur upps salah tukang bubur naik haji maksudnya, trus apa lagi yah... aku lupa judulnya
liputers...pokoknya ya sinetron yang macem begitu deh...
Lalu ada juga
kita sinetron berlatar sejarah Indonesia, ga kalahkan sama korea, tapi beda 180
derajat alurnya, sinetron kolosal namanya seperti mak lampir, dendam nyi pelet,
itu yang tayang sekarang di MNC yang namanya ada santang-santang itu lo...itu
juga, dll...
Bedakan... dan
berbedakah mereka? Bandingkan... dan renungkan... (mari berfikir.red)
1...2...3...
menurut aku pribadi yah, tanpa mengurangi rasa hormat ku terhadap sineas
Indonesia, ini hanya sekedar pendapat yang kritis dari penonton aja (maap
pak.red), sangat amat berbeda...bedanya dimana? Mari kita bahas... cekidod ...’
DRAMA KOREA
1.
Ceritanya yang kuat, alur
ceritanya tidak monoton, genre yang bervariasi dan juga akting dari para pemain
yang dapat dengan mudah menangis secara natural membuat banyak penduduk asia
yang melihat drakor menjadi terenyuh hatinya.
2.
Intrik-intrik yang dibuat/
cerita yang ditampilkan sesuai dengan budaya masyarakat asia pada umumnya,
konsep mengenai cinta sejati, pengorbanan, dan konsep kehidupan lain yang
tergambar dalam drakor (drama korea) tidak bertentangan terlalu jauh dengan
konsep kehidupan yang ada pada masyarakat pada umunya, ya dengan kata lain ni
ya... drakor itu ngga lebay.
3.
Pemain setiap aktor dan aktris
yang akan bermain dalam sebuah drama pasti akan diseleksi dengan mengikuti
casting buat menentukan siapa yang paling pas buat memerankan karakter tokoh
dalam drama tersebut, supaya penonton terpuaskan dengan penampilan akting
tokohnya di televisi.
4.
Setting tempat. Sineas korea
memang paling jago berat memilih tempat-tempat oke buat dijadikan lokasi
shooting, sehingga tak hayal adegan romantis menjadi lebih super romantis
membahana dengan didukung oleh lokasinya. Dan juga ini sebuah kesempatan
menarik wisatawan untuk berkunjung ke korea setelah melihat keindahan
panoramanya lewat sebuat drama.
5.
Sponsor, setiap drama korea
pasti didukung oleh sponsor yang terkenal, seperti baju, jam tangan, perhiasan,
handphone semua itukan produk sponsor seperti LG, Samsung,Swaropski, dll.
6.
Budaya, setiap drama korea yang
dibuat pasti akan ada scene-scene yang memang korea banget, budaya memang tidak
pernah ditinggalkan di drama korea. Acungan jempol kepada semua sineas korea
yang tidak pernah lupa dengan budayanya sendiri.
7.
Setiap episode drama korea
tergolong pendek. Kalaupun ada yang mencapai 100 episode atau lebih tetapi
ceritanya tetap terarah dan fokus, tidak melenceng dari alurnya. Arti kata lain
terkonsep rapi.
8.
Segi dandanan. Banyak drama
korea menampilkan dandanan yang natural dan tidak berlebihan/mencolok mata. Apa
yang di pakai sesuai dengan kondisi keadaan,
9.
Dari awal pembuatan sebuah
drama, jumlah episode dari sebuah cerita memang sudah ditentukan oleh penulis.
10.
Modal, drama korea berani
merogoh kocek dalam untuk pembuatan sebuah drama. Contohnya saja jika sedang
berada dirumah sakit ya memang itu rumah sakit betulan, jika sedang sekolah ya
itu sekolah betulan, kantor ya memang kantor betulan. Bukan settingan. Lagi
pula banyak drama korea menampilkan properti-properti mewah, ada pesawat
pribadi, helikopter pribadi, kapal pesair pribadi dan itu real bukan sebuah
settingan. Maka memang para penonton terpuaskan dengan sebuah drama karena
konsepnya sangat diperhitungkan.
SINETRON
INDONESIA
1.
Kebanyakan dari sebuah sinetron
alur cerita monoton, berkutat di itu-itu saja, terkadang pula para pemainnya
tidak pandai beradegan sedih, banyak yang menggunakan obat tetes mata atau
sejenisnya untuk menciptakan sebuah air mata. Dan itu sangat tidak natural
sehingga kita yang menonton terkadang tidak tersentuh sama sekali.
2.
Intrik-intrik/ alur yang di buat
terlalu berlebihan dan sepertinya jarang terjadi dalam kehidupan nyata. Seperti
mertua meracuni menantu, bunuh bembunuh, celaka mencelakakan, semua itu
disetting sangat berlebihan dan jarang terjadi dalam kehidupan nyata, seolah
sengaja di setting si penjahat itu adalah manusia yang tidak punya hati nurani
sama sekali.
3.
Setting tempatnya biasa saja
bahkan tidak ada daya tarik sama sekali. Seharusnya ada promosi pariwisata
dalam sebuah sinetron, supaya masyarakat sendiri lebih mengenal tempat-tempat
wisata yang ada di negrinya sendiri dibanding negeri orang lain, dan kalau pun
ada promosi pariwisata dalam sebuah sinetron paling Cuma di Bali doang ya...
seharusnya para sineas Indonesia lebih kreatif lagi mengenalkan tempat-tempat
baru yang masih fresh untuk sebuah sinetron, ya minimal kalo ngga wisatawan
asing yang berkunjung setidaknya anak negeri sendiri yang berkunjung.
4.
Jarang tuh dilihat adanya
sponsor yang bonafit dalam sebuah sinetron. Bagaimana sponsor bonafit mau
mensponsori sebuah sinetron kalau sinetron yang ditampilkan kurang menjual daya
pikat?
5.
Dari segi budaya, sepertinya
sinetron kita jarang atau hampir tidak pernah memperlihatkan sebuah budaya
negeri sendiri. Malah banyak budaya orang lain yang ditampilkan.
6.
Episode yang tidak menentu.
Semakin sinetron itu menjejaki rating tinggi dihati pemirsa semakin panjang
episodenya. Episodenya akan berakhir jika sinetron itu sudah tidak rating lagi
dan ditinggalkan masyarakat karena mati kebosanan. Sungguh tidak ada gregetnya
sama sekali.
7.
Kalau dalam segi dandanan
wow.... jangan ditanya, ngga dirumah, ngga disekolah, dimana saja selalu cetar
membahana, sehingga kaget sendiri, masa kesekolah makeup nya lengkap bener,
blush on, eye shadow, bulu mata juga ngga ketinggalan, mau sekolah apa mau sesi
pemotretan sih? Pada kaya sarimin kemana-mana. Apalagi emak-emaknya...
sanggulan sana-sini.
8.
Modal pas-pasan. Lihat aja ngga
jarang kan disenetron kadang adegan dirumah sakit Cuma settingan aja,
sebenernya itu bukan rumah sakit tapi rumah orang biasa yang disulap jadi rumah
sakit. Jangankan properti mewah, jarang sekali.
9.
Terkadang banyak juga para
pemain aktor dan aktrisnya kurang terlatih dalam memerankan sebuah perannya.
Tanpa maksud
meremehkan negeri sendiri tapi terkadang itulah sebuah kenyataan pahitnya.
Sudah saatnya Indonesia bangkit dan menciptakan kreatifitasnya sendiri. Saatnya
Indonesia berkembang dalam industri hiburannya. Sudah tidak jamannya menampilkan sinetron-sinetron yang
datar. Semakin hari masyarakat semakin kritis dalam mengkritik, itu semua
karena mereka sayang dengan Indonesia, karena kami Ingin Indonesia menjadi
sebuah negara kebanggaan kami dan bangsa-bangsa lain. Kami ingin perubahan dan
bisa membuat negara-negara lain menjadi Indonesian wave.
Helda disini...
minta maaf akan segala kekurangan.
Komentar
Posting Komentar