Gara-gara
baca kalimat cius, miapa n bla..bla..aku jadi penasarantinya n nyoba
nyari tau apa sih arti dr percakapan temen tadi. Pas ngetik keyword di
wiki sebenernya uda kepo ndiri nyoba ngartiin sendiri, eh pas akhirnya
nemuin pencerahan dr makna bahasa gawoll yg sering dipake sama para
ababil2 termasuk adikku ndiri yg lagi suka-sukanya ngomong unyu..unyu..
*sigh
sempet
mikir jg sih, apa emang akunya yg uda tua ya smpe2 kurang tau
perkembangan dari bahasa gawoll yg suka dipake di social media..
so..ini nih artikel dr kompasiana yg mungkin bisa jadi pencerahan...^.^
Bahasa merupakan instrumen
terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan
bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan
untuk menyatakan gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Mulai dari
bangun tidur, makan, mandi, sampai tidur lagi, atau melakukan berbagai
aktivitas manusia lainnya, tidak luput dari adanya penggunaan bahasa.
Bahasa memiliki berbagai
variasi atau ragam bahasa. Hartman dan Stork (1972) membedakan variasi
berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium
yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Variasi atau ragam bahasa menyangkut
semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan,
tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan
usia, kita dapat melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh
anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lanjut usia.
Variasi atau ragam bahasa berdasarkan
penutur dan penggunaannya berkenaan dengan status, golongan, dan kelas
penuturnya, biasanya disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial,
jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambah dengan istilah prokem.
Bahasa gaul atau bahasa
prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam
yang disebut sebagai bahasa gaul.
Pada masa sekarang, bahasa
gaul banyak digunakan oleh kaula muda, meski kaula tua pun ada juga yang
menggunakannya. Bahasa ini bersifat temporal dan rahasia, maka timbul kesan
bahwa bahasa ini adalah bahasa rahasianya para pencoleng atau penjahat, padahal
sebenarnya tidak demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang
digunakan dalam bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa
gaul ini dalam ragam lisan dan ragam tulis, atau juga dalam ragam berbahasa
dengan menggunakan media tertentu, misalnya, berkomunikasi dalam jejaring
sosial.
Jejaring sosial merupakan
media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk saling berkomunikasi
jarak jauh melalui internet. Jejaring sosial yang banyak diminati oleh
masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter, para
pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan dapat
saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan mereka.
Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar satu sama
lain.
Dalam jejaring sosial, para
penutur bahasa gaul saling berdialog melalui ragam tulis. Dalam berbahasa tulis
kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa
dapat dipahami pembaca dengan baik. Oleh karena itu, para penutur bahasa gaul
sering menciptakan kosakata baru yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dalam
jejaring sosial tersebut. Penggunaan kosakata bahasa gaul yang ada dalam
jejaring sosial terus berkembang dan berganti mengikuti tren. Para penutur
biasanya mengikuti bahasa gaul yang digunakan oleh para artis ibukota.
Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang dinyanyikan
Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow, gitu?” Dengan jawaban,
“Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering dikatakan oleh Soimah, penyanyi
solo dan presenter acara televisi.
Para remaja menganggap bahasa
gaul dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa daerah. Kota
Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para remaja di daerah dan yang
pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu. Selain
itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi
diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan
hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain
tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki
karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini
tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif
menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Walaupun istilah alay ini
sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang norak”, tetapi hingga saat
ini bahasa alay tersebut masih banyak digunakan oleh para remaja untuk menulis
dalam facebook atau twitter. Beberapa kata yang sering dijumpai dalam “status”
para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini, untuk
menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul juga menggunakan kata saiia,
aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo
atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu
penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.
Selain kosakata di atas,
ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia yang berubah struktur
penulisannya menjadi bahasa gaul yang sering dipakai dalam jejaring sosial,
sebagai berikut:
teman lelaki : jek, lur, boy,
bang, cuy,bray, gan, brow, guys
teman wanita :sis, sist
kok : kq
kayaknya : keknya
calling : koling-koling
artinya berhubungan, menghubungi.
si : c
-nya
: -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi
“merah_a”
download : donlot ‘unduh’
iya : ea, yap, y, yoman, yaw,
yow
siapa : cfa, cp
nih : nich
tuh : tuch
kau : kw
tak : ta
tapi : v, phy
nggak : gx
karena : cz
menit : mniy
lagi :aggy
najis
: najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh : dodol, bedon
pingin tahu urusan orang :
kepo
utang : kasbon
tidak tahu adat: songong
(tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong
: plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget : beud, betts
kakak :qaqa
semangat : cemungudh
sindiran : cengcengan
asik : hazeg, asoy geboy
ketawa : ngakak, cekikikan
kepalamu :palelo, ungkapan
rasa kesal
geregetan : remas-remas
brosur : kuntel-kuntel
pipi tembam : culikable
jijik : hoeks, jijay
sudah : syudah
mabeng : makan bareng
monyet : tenyom
merayu : gombal
suka : kesemsem
lumayan : mayan
dia : doi
daftar : ceklis nih
tidah tahu : auk, ungkapan
tidak acuh
hadir : nimbul
gila : gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri : sendewe
hai :hy, ai, oi, huy
ketiak :tokay
kerja
sama : kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara
: toket
tidur
siang : boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok
: cuco
kacau
: kacu
salah
: kecele
lari
: ngacir
santai
: woles atau selow
datang
: merapat
doakan
: dokan
makanan
ringan: kriuk
astaga
:astagah, astajiim
memperbaharui:
apdet, berasal dari kata update
sok
tahu : sotoy
alasan
: alibi
lucu
: unyu, ciemuth
kampret
: kampreto, kampretos
tidak
: kadit
tidur
:bobo, obo
siang
: sianx, ciank, cianx
mau :
mo, mu
Penggunaan angka dan huruf
seperti dalam status Febby Meytriani C’cukaGreenthea, “ngacun9 di
per4.n,” She Ayoe Synk Ayahndtbundaphollepell berkomentar,
“5zaa,,,???” Kata ngacung ditulis ngacun9, perempatan
menjadi per4.n, dan kata masa ditulis 5zaa. Contoh lain
penulisan alay dalam status facebook :
“…G46 PnY4 ML4m mgu G46 P4,, 6aG pnY4 Pcr G46
Pp4,,, 45Al pNy4 du11TT B4NY4kkk…. H4Rta,, T4ht4,, c1nta,,, h4ny4 C1nT4 l4hH yg
Gag q m1L1ki… h4H4h4,,,45sy3ekkk…”
Adapun, pengunaan kosakata
bahasa alay yang mengubah bahasa Indonesia menjadi bahasa yang seolah dikatakan
oleh orang cadel, misalnya, kata sabar menjadi cabal, kata kasihan
menjadi ciyan, kata terima kasih menjadi maacih, kata serius
menjadi ciyus, kata enak menjadi enyak, kata sungguh
menjadi cungguh, kata bisa menjadi bica, dan sebagainya.
Selain itu, adapun simbol
tertentu dalam bahasa gaul, misalnya, simbol (y) menyatakan suka, @ untuk
menunjukkan alamat atau tertuju kepada, dan # menyatakan apa yang dirasakan,
misalnya, “gubrak #gulinggulingmasukkolongkasur,” penulisan setelah kata gubrak
yang menyatakan suatu perasaan sedikit kekecewaan dan kaget.
Selain itu, adapun istilah-istilah terbaru
dalam bahasa gaul yang sedang tren digunakan dalam jejaring sosial, misalnya:
Destry
Silviany Noe Pllinpllan menulis status facebook, “Cenat-cenut kepala
q (˘̩̩̩~˘̩̩̩ƪ).”
Kata “Cenat-cenut” menjadi judul lagu yang dipopulerkan oleh boyband Smash. Cenat-cenut
bisa berarti hati yang berdebar, dan bisa berarti sedang merasakan sakit.
Gusty
Pratama menulis komentar pada kiriman temannya, “Biasa Um Bro
Tradisi Tahunan,” Triyono Saefulloh Luis mengomentarinya, “Selalu
Begicu….. Sabar Ya Um……. Sing Ikhlas.” Kata um berarti om atau paman,
tahun 2011 lalu terdapat sebutan “Mas bro” yang dipopulerkan oleh Ramzi dalam
film “Pesantren dan Rock n’ Roll”, tetapi sekarang dapat menjadi “Om bro”, “Mba
bro, dan “Bu bro”. Kata bro berasal dari brother yang menyatakan saudara
lelaki, sehingga kata bro kini sering digunakan untuk menunjukan
rasa persahabatan dan persaudara antarteman.
Kosakata bahasa gaul juga ada
yang berasal dari pemendekan kata, atau berupa singkatan atau akronim,
misalnya, kata “susis” yang berarti “suami takut istri” yang dipopulerkan oleh
komedian, Sule. Kata “piktor” akronim dari “pikiran kotor” sebagai sebutan
untuk orang yang suka berpikir vulgar. Kata “semangka” berasal dari hasil
pemendekan “semangat kakak” ungkapan untuk memberi semangat kepada teman atau
sahabat. Kata “pewe” hasil pemendekan “posisi wenak”, kata “agata” pemendakan
dari “anak gaul tasik”, kata “kuaci” pemendekan dari “kuacian”, kata “kuacian”
berasal dari kata kasihan yang biasanya dikatakan “kasihan deh lo!” Kata
“markibal” pemendekan dari “mari kita balap” untuk menantang teman bermain game
atau mengajak duel.
Terdapat ungkapan perasaan
dalam bahasa gaul yang biasanya berada di awal atau akhir kalimat, misalnya,
“hoeks” rasa jijik, “hiks” rasa sedih, “arrgh” rasa kesal, “hoff” atau “huft”
rasa letih, “yiihaa” rasa senang, “heyho” kata sapaan seperti “halo”, “hmm”
sedang berpikir, dan sebagainya.
Penggunaan bahasa gaul dalam
jejaring sosial semakin marak digunakan oleh para remaja, apalagi pada saat ini
sedang musim-musimnya penggunaan ponsel Blackberry yang menyuguhkan aplikasi
beraneka ragam untuk membuat tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Selain itu,
penyedia layanan jaringan seluler pun menawarkan aplikasi untuk menulis bahasa
gaul.
Pada kenyataannya bahasa
Indonesia memang sudah didapatkan dari sejak kita lahir, tetapi hingga kini
kita masih tetap saja merasa kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan
benar. Misalnya, walaupun kelihatannya mudah, tetapi dalam ujian nasional
bahasa Indonesia jarang ada siswa yang mendapatkan nilai seratus. Selain itu,
ketika kita memasuki dunia pekuliahan lagi-lagi dipertemukan dengan mata kuliah
bahasa Indonesia, hal itu tentu saja bukan tanpa alasan. Kebutuhan akan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu sangat diperlukan bagi warga negara
Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara
Republik Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita
mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia karena bahasa adalah identitas
bangsa.
Dengan adanya bahasa gaul
atau bahasa alay di kalangan remaja, mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi
para pengajar bahasa Indonesia. Tetapi, hal tersebut tidak perlu terlalu
dikhawatirkan. Penggunaan bahasa gaul tersebut tidak menjadi ancaman yang
begitu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul akan tumbuh
bersamaan dengan perkembangan usia remaja. Hal tersebut dianggap wajar karena
sesuai dengan tuntgutan perkembangan pribadi usia remaja, yang sering memiliki keinginan
untuk hidup dengan kelompoknya dengan menciptakan bahasa rahasia dalam
kelompoknya tersebut. Sehingga bahasa gaul yang digunakan dalam suatu kelompok
remaja sering kali hanya dapat dimengerti oleh anggota kelompok mereka sendiri.
Tetapi, ketika mereka berada di luar kelompoknya mereka akan kembali
menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan tempat di mana
mereka berada. Jadi, penggunaan bahasa gaul itu tidak mengganggu pada
penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah ada kesadaran pada diri kita selaku
pengguna bahasa Indonesia untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam EYD.
Kita sebagai pemilik bahasa
Indonesia sudah seharusnya merasa bangga ketika kita dapat berbahasa Indonesia
yang baik dan benar. Tetapi, pada kenyataannya di kalangan masyarakat umum,
seringkali ditemukan adanya penggunaan bahasa Indonesia yang sering mengalami
campur kode dengan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Padahal, mereka yang
mencampur kode penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tersebut belum
memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kemahiran berbahasa Indonesianya. Mereka bersikap demikian karena menganggap
ketika mereka dapat menyelipkan kata-kata berbahasa Inggris ke dalam kalimat
bahasa Indonesia, mereka akan merasa bangga.
Oleh karena itu, mulai dari
diri kita cintailah bahasa Indonesia. Gunakanlah bahasa Indonesia dengan penuh
kebanggaan. Karena bahasa adalah identitas bangsa dan dari bahasa tersebut akan
tercermin jati diri bangsa. Mari kita buktikan bahwa adanya penggunaan bahasa
gaul atau bahasa asing tersebut tidak menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa
Indonesia. Karena jika kita dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut secara profesional,
maka penggunaan bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa daerah akan tumbuh
dan berkembang sendiri sesuai dengan lingkungan, fungsi, dan situasinya
masing-masing.
Daftar Pustaka
Chaer,
Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
http://dunia-panas.blogspot.com/2010/07/40-arti-bahasa-gaul-di-facebook.html diakses pada 8 Agustus 2012,
06:10:15.
http://kamusgaul.com/content/bahasa-gaul-0 diakses pada 8 Agustus 2012,
07:11:09.
Komentar
Posting Komentar